Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan: Cross-Sectional Study
Masa awal kehidupan balita merupakan periode krusial yang dikenal sebagai masa emas (golden period), ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, pada fase ini, anak juga rentan mengalami stunting, yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan, pendidikan, dan produ...
Saved in:
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Universitas 'Aisyiyah Bandung
2025-07-01
|
Series: | Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah |
Subjects: | |
Online Access: | https://journal.unisa-bandung.ac.id/index.php/jka/article/view/617 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Masa awal kehidupan balita merupakan periode krusial yang dikenal sebagai masa emas (golden period), ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, pada fase ini, anak juga rentan mengalami stunting, yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan, pendidikan, dan produktivitas di masa depan. Salah satu faktor yang diduga berkontribusi terhadap kejadian stunting adalah pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan kejadian stunting pada balita di salah satu Puskesmas di Kabupaten Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan analitik korelasional dan desain potong lintang (cross-sectional). Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai balita, yang diperoleh melalui teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret hingga April 2024 menggunakan kuesioner pola asuh yang telah dimodifikasi serta diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Spearman Rank. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan kejadian stunting pada balita (p = 0,644). Temuan ini menunjukkan bahwa penanggulangan stunting perlu difokuskan pada aspek lain seperti pemenuhan gizi, sanitasi lingkungan, serta peningkatan akses terhadap layanan kesehatan. Penelitian ini juga merekomendasikan agar studi selanjutnya mengeksplorasi variabel lain yang berpotensi memengaruhi kejadian stunting dengan pendekatan metodologis yang lebih beragam
|
---|---|
ISSN: | 2477-4405 |