PERBANDINGAN PEMAKAIAN CEFTRIAXONE TERHADAP INFEKSI LUKA OPERASI PADA PASIEN APENDISITIS AKUT NON KOMPLIKATA YANG DILAKUKAN LAPARATOMI DAN LAPARASKOPI APENDIKTOMI

Latar belakang : Banyaknya pemberian antibiotik Ceftriaxone pada pasien apendisitis akut non komplikasi yang dilakukan laparaskopi dan laparatomi apendiktomi dikhawatirkan menjadi salah satu penyebab timbulnya infeksi luka operasi (ILO). Ceftriaxone memang memiliki indeks teraupeutik yang tinggi. Na...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Ilham Farizal, Sigit Adi Prasetyo, Endang Sri Lestari
Format: Article
Language:English
Published: Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro 2016-11-01
Series:Jurnal Kedokteran Diponegoro
Subjects:
Online Access:https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/14462
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Latar belakang : Banyaknya pemberian antibiotik Ceftriaxone pada pasien apendisitis akut non komplikasi yang dilakukan laparaskopi dan laparatomi apendiktomi dikhawatirkan menjadi salah satu penyebab timbulnya infeksi luka operasi (ILO). Ceftriaxone memang memiliki indeks teraupeutik yang tinggi. Namun spektrum antibiotik yang luas dikhawatirkan akan membunuh flora normal. Hal ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan resistensi antibiotik dan angka kejadian ILO semakin bertambah. Tujuan : Mengetahui perbedaan pemakaian antibiotik ceftriaxone dan non ceftriaxone terhadap infeksi luka operasi operasi (ILO) pada pasien apendisitis akut non komplikata yang dilakukan laparatomi dan laparaskopi apendiktomi. Metoda : Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medik RSUP Dr.Kariadi tahun 2013-2016. Pengambilan data pasien apendisitis akut non komplikata diambil berdasarkan kelompok yang diberi antibiotik profilaksis ceftriaxone dan non ceftriaxone baik laparoskopi dan laparotomi apendiktomi. Data tersebut diuji dengan pengujian Mann-Whitney non parametrik 2 variabel kategorik tidak berpasangan antara antibiotik ceftriaxone-non ceftriaxone dengan tanda-tanda ILO. Kedua variabel dianalisis berdasarkan kelompok secara keseluruhan, laparoskopi, dan laparotomy. Setelah itu dilihat nilai signifikansinya. Hasil : Jumlah pasien yang dilakukan tindakan laparatomi apendiktomi sebesar 54,8% (17/31). Dari 17 pasien yang dilakukan laparatomi,70,5% diberikan antibiotik ceftriaxone dan 11,7% diberikan antibiotik non ceftriaxone. Sedangkan jumlah pasien yang dilakukan tindakan laparaskopi apendiktomi sebesar 45,2% (14/31). Dari 14 pasien yang dilakukan laparaskopi, 64,2% diberikan antibiotik ceftriaxone dan 35,7% diberian antibiotik non ceftriaxone. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pemberian antibiotik ceftriaxone dan non ceftriaxone terhadap infeksi luka operasi setelah dilakukan laparatomi apendiktomi (p=0,793). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pemberian antibiotik ceftriaxone dan non ceftriaxone terhadap infeksi luka operasi setelah dilakukan laparaskopi apendiktomi (p=0,273). Simpulan : Tidak ada perbedaan yang bermakna antara kejadian infeksi luka operasi terhadap pemberian antibiotik ceftriaxone dan non ceftriaxone baik yang dilakukan laparoskopi apendiktomi maupun laparotomi apendiktomi.
ISSN:2540-8844