EDUKASI GENITAL HYGIENE DAN KEMAMPUAN DETEKSI DINI KEPUTIHAN PATOLOGIS BAGI SANTRIWATI PONDOK PESANTREN PUTRI MAMBAUS SHOLIHIN DI KECAMATAN MANYAR, GRESIK

Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang sering muncul pada remaja. Keputihan biasanya berbau tidak sedap, menimbulkan rasa gatal, ketidaknyamanan dan tidak percaya diri serta kecemasan sehingga dapat menganggu proses belajar. Lingkungan pondok pesantren berpotensi tinggi menyebabkan k...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Lilis Fatmwati, Istiroha Istiroha, Siti Bariroh
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Andalas, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) 2024-12-01
Series:Buletin Ilmiah Nagari Membangun
Subjects:
Online Access:https://buletinnagari.lppm.unand.ac.id/index.php/bln/article/view/718
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang sering muncul pada remaja. Keputihan biasanya berbau tidak sedap, menimbulkan rasa gatal, ketidaknyamanan dan tidak percaya diri serta kecemasan sehingga dapat menganggu proses belajar. Lingkungan pondok pesantren berpotensi tinggi menyebabkan keputihan patologis akibat kondisi sanitasi lingkungan pondok yang kurang baik seperti penyediaan air bersih, pembuangan kotoran, sampah, dan kepadatan penghuni sehingga akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan santri. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan ketrampilan santriwati dalam genital hygiene dan deteksi keputihan patologis secara dini. Metode kegiatan ini berupa pelatihan yeang meliputi edukasi, simulasi, demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab. Tahapan kegiatan dimulai dari persiapan SAP dan kontrak dengan pengurus pondok pesantren, pada tahap pelaksanaan diawali dengan pemberian kuesioner pre test, dilanjutkan dengan pemberian edukasi Kesehatan tentang Kesehatan reproduksi, keputihan fisiologis dan patologis, tanda gejala keputihan patologis, komplikasi keputihan pataologis, pencegahan keputihan patologis, dan genital hygiene. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi dan demosntrasi genital hygiene, cara mencuci area genital, jenis celana dalam yang dapat menyerap keringat, dan hygiene ketika menstruasi, serta tes pH vagina. Diakhir kegiatan para peserta diminta untuk mengisi kuesioner post test. Hasil kegiatan didapatkan ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan santriwati dalam genital hygiene dan deteksi dini keputihan patologis dari keseluruhan peserta kategori pengetahuan kurang menjadi pengetahuan cukup dan baik. Kesimpulan dari kegiatan ini merupakan langkah awal untuk meningkatan derajat kesehatan reproduksi santriwati di pondok pesantren melalui deteksi pH vagina secara mandiri sehingga klinik pondok pesantren dapat melakukan intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya keputihan patologis atau deteksi suatu penyakit.
ISSN:2622-9978