Model Tata Kelola Pemerintahan Adaptif
Desa Hijau merupakan pendekatan strategis untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, terutama di wilayah gambut tropis. Inisiatif ini merupakan bagian dari kebijakan Kabupaten Hijau Siak sebagai respon atas pentingnya tata kelola lingkungan berbasis masyarakat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berk...
Saved in:
Main Authors: | , , , , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Governmental Science Laboratory, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Riau
2025-06-01
|
Series: | Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan |
Subjects: | |
Online Access: | https://nakhoda.ejournal.unri.ac.id/index.php/njip/article/view/870 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Desa Hijau merupakan pendekatan strategis untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, terutama di wilayah gambut tropis. Inisiatif ini merupakan bagian dari kebijakan Kabupaten Hijau Siak sebagai respon atas pentingnya tata kelola lingkungan berbasis masyarakat dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Namun demikian, kajian mendalam terkait model tata kelola adaptif dalam kebijakan ini masih terbatas, baik dari sisi teoritis maupun empiris. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus di beberapa desa di Kabupaten Siak yang telah menerapkan Kampung Hijau. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, studi dokumen, dan observasi partisipatif, kemudian dianalisis secara tematik dengan menggunakan kerangka teori tata kelola adaptif dari Plummer dan Armitage (2010). Hasil penelitian ini menemukan bahwa model tata kelola adaptif di Kabupaten Siak terdiri dari empat dimensi utama, yaitu partisipasi multi aktor, fleksibilitas kelembagaan, integrasi pengetahuan lokal, dan respon terhadap dinamika lingkungan. Implementasinya meliputi peraturan desa, program restorasi, dan insentif fiskal ekologis. Studi ini menyimpulkan bahwa keberhasilan Desa Hijau sangat ditentukan oleh kapasitas adaptasi lokal dan dukungan lintas sektor. Kerangka tata kelola yang kolaboratif dan berbasis pembelajaran sosial diperlukan dalam menghadapi kompleksitas pengelolaan ekosistem gambut yang berkelanjutan.
|
---|---|
ISSN: | 1829-5827 2656-5277 |